Friday, April 24, 2020

POLA LATIHAN SEPAK TAKRAW


Pola Latihan Sepak Takraw NTT

            Atlet sepak takraw NTT melakukan persiapan intensif agar mendulang medali pada PON XIX/2016 di Bandung, Jawa Barat. Namun atlet takraw melakukan latihan dalam keterbatasan sarana dan fasilitas pendukung.
            Pelatih takraw NTT, Drs. Edu Penuweo, membenarkan hal ini saat ditemui Pos Kupang dalam sesi melatih atlet sepak takraw putri di kompleks olahraga GOR Oepoi, Kupang, Jumat (1/4/2016).
            "Atlet takraw NTT sudah melakukan latihan intensif sejak Januari 2016. Dua bulan pertama, Januari dan Februari atlet takraw NTT melakukan persiapan umum sesuai jadwal program yang sudah disiapkan pelatih. Masuk bulan Maret dan April, atlet sepak takraw NTT mulai melakukan persiapan khusus.
            Dua bulan berikutnya Mei dan Juni 2016 masuk sesi pra kompetisi. Pada sesi ini atlet takraw putri NTT akan melakukan sparing partner atau ujicoba. Lalu bulan Juli-September 2016 adalah masa kompetisi. Setelah itu masuk masa transisi," jelas Edu.
            Dalam persiapan umum, jelas Edu, atlet melatih daya tahan, kekuatan, kecepatan, kesimbangan dan kelenturan. Atlet juga diberi latihan teknik dengan frekwensi porsi latihan yang padat, yakni teknik sepak sila, sepak punggung dan heading bola. Selain itu, atlet terus berlatih teknik tekong, toser, smes dan blok yang adalah teknik lanjutan
            "Atlet takraw putri latihan pagi dan sore hari, enam kali latihan seminggu. Saat masuk persiapan khusus atlet, selain latihan fisik dan teknik, juga latihan kelincahan. Hal ini karena dalam olahraga sepak takraw harus bergerak ke delapan arah. Dan unsur gerakan takraw ada tiga macam, misalnya gerak ledak. Ini lebih pada teknik kecabangan takraw," kata Edu.
            Saat masuk sesi persiapan khusus, lanjut Edu, latihan 60 persen fisik, 30 persen teknik dan 10 persen mental. Saat masuk program kompetisi, maka latihan teknik dinaikkan porsinya menjadi 60 persen. Latihan fisik 30 persen dan mental 10 persen.
            Tentang rencana uji coba, Edu mengatakan, sesuai program, sepak takraw NTT ingin melakukan uji coba ke Jakarta. Sesi uji coba akan dibuatkan game atau permainan. Hasil uji coba, pelatih dan pengurus akan mengevaluasi perkembangan atlet selama program pelatihan.
            "Kami akan evaluasi performance atlet saat uji coba, baik kemampuan teknik maupun fisik saat pertandingan ujicoba. Juga akan diperbanyak game. Evaluasi terhadap atlet dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana hasil selama atlet mengikuti program latihan di pelatda. Apakah ada kemajuan signifikan. Nanti semuanya akan terlihat kemajuan yang dicapai atlet," ujarnya
            Tentang lokasi latihan yang tidak memadahi, Edu membenarkannya bahwa atlet takraw NTT saat ini latihan di lokasi latihan yang kurang layak. "Kami sejak Januari hingga saat ini latihan di sisi (saping bagian depan) GOR Oepoi menggunakan area ruas jalan aspal. Mestinya tempat latihan olahraga takraw in door, bukan out door. Karena pertandingan nanti di lapangan in door. Apalagi anak-anak latihan di aspal pada ruas jalan depan kompleks GOR Oepoi. Jika jatuh, atlet akan terluka," papar Edu.
            Edu menjelaskan, sudah bersurat kepada KONI NTT untuk memanfaatkan ruang aula serbaguna seminggu dua kali latihan. Tentang teknik latihan, Edu mengatakan, model smes dalam olahraga takraw ada empat. Setiap kali latihn atlet yang bertugas menyemes wajib melakukan latihan smes 300 kali setiap hari. "Kami masih sangat minim jumlah bola takraw. Minimal butuh 50 bola untuk latihan. Saat ini ada 10 bola takraw," katanya.
            Minimnya jumlah bola, demikian Edu, berpengaruh saat latihan. Sebab, ketika bola ke luar lapangan, bola itu diambil kembali untuk dipakai lagi. Jika jumlah bola banyak, latihan atlet tidak akan terganggu. "Kami hanya memiliki satu pancing pad. Ini juga masih kurang. Idealnya harus ada lima pancing pad," papar Edu.

 Baca Juga : Atlet Sepak Takraw NTT Roslina Dida Berprestasi Tingkat Asia


No comments:

Post a Comment