Friday, April 24, 2020

MENU MAKANAN ATLET SEPAK TAKRAW


Menu Makanan Atlet Sepak Takraw di Palembang yang Menggiurkan
            Aroma masakan menyengat ketika jam makan siang tiba di Ruang Makan Utama Kampung Atlet Asian Games 2018 di Jakabaring Sport City (JSC). Para atlet pun tampak lahap menyantap sebagian besar menu yang disajikan.
            Di ruangan seluas 50x60 meter tersebut, para atlet berkumpul ketika waktu makan datang setiap pagi, siang, dan malam. Venue Cluster JSC Aminuddin mengatakan konstruksi ruang makan utama tersebut menggunakan frame baja dan atap membran. "Tanpa tiang tengah dengan kapasitas 2.500 orang sekali makan dan dibangun sejak 2011," kata Aminuddin kepada CNNIndonesia.com, Senin (27/8).
            Ada sekitar 16 stan makanan yang tersedia di sana. Semuanya dijamin sehat untuk para atlet dan ofisial Asian Games 2018. Sebanyak 16 stan tersebut antara lain salad, menu masakan Asia Selatan, Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Barat, Timur Tengah, Asia Tengah, hingga menu lokal Indonesia.
            Menariknya semua menu makanan di sana lengkap dengan daftar kandungan gizi. Misalnya, ikan panggang mentega per 100 gram disebut memiliki energi sebesar 179 kalori, protein 18,79 gram, lemak 11,3 gram, lemak jenuh 6,1 gram, karbohidrat 0,2 gram, serat 0,1 gram, dan sodium 451 miligram.
            Meski demikian sebagian para atlet tampaknya tidak begitu memperhatikan kandungan gizi setiap makanan saat mereka hendak makan. Mereka memilih makanan sesuai selera masing-masing. Setelah selesai makan, para atlet maupun ofisial diwajibkan untuk membereskan perlengkapan makan sendiri agar meja kembali bersih. Di sana tersedia empat jenis tempat sampah yakni sampah yang tidak dapat didaur ulang, bisa di daur ulang, sisa makanan, dan cairan.
            Makanan untuk para atlet sangat berbeda dan jauh lebih mewah dari yang disediakan Komite Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) untuk para media. Makanan untuk para media di Palembang berupa prasmanan dengan tiga jenis lauk dan kerupuk, tanpa salad, dan hidangan penutup.
Kelas Hotel Bintang Empat
            Makanan di Kampung Atlet diakui sebagian atlet sama seperti hotel berbintang. Atlet skateboard Indonesia Pevi Permana Putra memuji menu makanan beragam yang ada di Kampung Atlet. "Banyak makanan dari berbagai macam negara, bersih, dan puas untuk dining hall-nya. Saya paling suka makan kambing yang ada di [stan] Asia Tengah, itu enak sekali. Saya suka makan kambing dan nasi kebuli," ucap atlet 30 tahun tersebut.
            Pevi mengaku tidak selalu makan di Kampung Atlet karena tidak kebagian kamar di sana. Ia dan tim terpaksa harus menyewa hotel bintang 4, The Zuri, yang letaknya 7,2 kilometer dari JSC. "Saya kebetulan mengalah untuk wisma, jadi saya tinggal di hotel The Zuri karena Kampung Atlet penuh. Makan siang di sini [Kampung Atlet], makan pagi di hotel," ujar pria asal Bandung itu. "Makan malam kadang di sini, kadang di hotel. Sama-sama enak," ujarnya menambahkan.
Atlet Pakistan Suka Makanan Indonesia
            Tak hanya atlet Indonesia yang penasaran dengan makanan dari negara lain, tapi juga sebaliknya. Atlet sepak takraw asal Pakistan, Sarfaraz Rehman, merupakan satu dari ratusan atlet yang doyan makanan Indonesia.
Di Kampung Atlet JSC pada Senin (27/8), tersedia empat jenis makanan di stan Indonesia yakni sayur nangka, opor kering ayam kuning, telur pindang, dan siomai. Di sebelahnya ada toples yang berisikan kerupuk udang. "Saya coba sedikit juga masakan Indonesia dan rasanya cukup enak. Saya coba ayam [kuning]," tutur Rehman.
            Selain suka makan ayam racikan bumbu khas Indonesia, Rehman juga suka makan masakan di stan Asia Tenggara, salad dan hidangan penutup. Dan ternyata dia tak hanya suka makanan Indonesia, tapi juga gemar berinteraksi dengan orang-orang Indonesia. Meski kalah dari Indonesia di arena tanding sepak takraw, Rehman tetap memiliki kesan yang baik terhadap orang lokal terutama yang berada di Palembang.
            "Indonesia negara yang sangat bagus, sepak bolanya juga bagus dan itu baik untuk masyarakatnya. Ini pertama kalinya saya ke Indonesia, dan saya merasa sangat diterima di sini. Begitu juga dengan tim saya, banyak yang tidak sungkan untuk meminta foto bersama kami," tuturnya kembali.
            Rehman tinggal di lantai dua Gedung A dalam Kampung Atlet. Ia menerangkan kamarnya cukup baik untuk ditempati, meskipun terkadang mesin pendingin ruangan agak bermasalah. "Tapi tetap saja tempat tinggal atlet di sini adalah yang terbaik sepanjang karier saya. WiFi tidak bekerja di kamar saya, tapi ada ruangan di luar kamar yang WiFi-nya cukup kencang," ujar Rehman.
            "Saya tidak memiliki masukan apapun untuk panitia, karena saya pikir di sini semuanya baik dan kooperatif. Mungkin hanya persoalan keamanan saja yang saya pikir terlalu ketat, tapi itu baik untuk kami. Namun soal pelayanan, semua bagus," ujar Rehman

Baca Juga : Atlet Jepang Bingung Belanjakan Uang di Asian Games

No comments:

Post a Comment