Saturday, April 25, 2020

TUJUAN OLAHRAGA SEPAK TAKRAW


Tujuan Olahraga Sepak Takraw

            Olahraga bertujuan untuk menyehatkan badan, memberikan kebugaran jasmani selama cara-cara melakukannya sudah dalam kondisi yang benar. Apakah semua macam olahraga bisa menimbulkan cedera? Cedera yang dialami tergantung dari macamnya olahraga, misalnya olahrag sepak bola, tenis meja, balapan tentu memberikan resiko cedera yang berbeda-beda.
            Kegiatan olahraga sekarang ini telah benar-benar menjadikan bagian masyarakat kita, baik pada masyarakat atau golongan dengan sosial ekonomi yang rendah sampai yang paling baik. Telah menyadari kegunaan akan pentingnya latihan-latihan yang teratur untuk kesegaran dan kesehatan jasmani dan rohani.
            Seseorang melakukan olahraga dengan tujuan untuk mendapatkan kebugaran jasmani, kesehatan maupun kesenangan bahkan ada yang sekedar hobi, sedangkan atlit baik amatir dan profesional selalu berusaha mencapai prestasi sekurang-kurangnya untuk menjadi juara. Namun beberapa faktor yang mempunyai peran perlu diperhatikan antara lain :
a.       Usia Kesehatan Kebugaran
      Menurut pengetahuan yang ada pada saat ini, apa yang disebut proses digenerasi mulai berlangsung pada usia 30 tahun, dan fungsi tubuh akan berkurang 1% pertahun (Rule of one), ini berarti bahwa kekuatan dan kelentukan jaringan akan mulai berkurang akibat proses degenerasi, selain itu jaringan menjadi rentan terhadap trauma. Untuk mempertahankan kondisi agar tidak terjadi pengurangan fungsi tubuh akibat degenerasi, maka latihan sangat diperlukan guna mencegah timbulnya Atrofi, dengan demikian bahwa usia memegang peranan.
b.      Jenis Kelamin
      Sistem hormon pada tubuh manusia berbeda dengan wanita, demikian pula dengan bentuk tubuh, mengingat perbedaan dan perubahan fisik, maka tidak semua jenis olahraga cocok untuk semua golonganusia atau jenis kelamin. Hal ini apabila dipaksakan, maka akan timbul cedera yang sifatnya pun juga tertentu untuk jenis olahraga tertentu
c.       Jenis Olahraga
      Kita tahu bahwa setiap macam olahraga, apapun jenisnya, mempunyai peraturan permainan tertentu dengan tujuan agar tidak menimbulkan cedera, peraturan tersebut merupakan salah satu mencegahnya.
d.      Pengalaman Teknik Olahraga
      Untuk melaksanakan olahraga yang baik agar tujuan tercapai perlu persiapan dan latihan antara lain :
-          Metode atau cara berlatihnya.
-          Tekniknya agar tidak terjadi “over use”
e.       Sarana atau Fasilitas
      Walaupun telah diusahakan dengan baik kemungkinan cedera masih timbul akibat sarana yang kurang memadai
f.       Gizi
      Olahraga memerlukan tenaga untuk itu perlu gizi yzng baik, selain itu gizi menentukan kesehatan dan kebugaran.
            Dalam ilmu kedokteran sangat jelas bahwa dengan olahraga yang teratur memegang peranan untuk memperoleh badan yang sehat, menghindari penyakit-penyakit seperti penyakit jantung, serta menunda proses-proses degeneratif yang tidak bisa dihindari oleh proses penuaan. Keadaan akan pentingnya serta keuntungan yang diakibatkan oleh olahraga adalah sesuai dengan perubahan-perubahan kondisi sosial dan ekonomibila kita menilai beragam olahraga, ada permainan-permainan tertentu yang bersifat kompetitif untuk dipertandingkan dimana masing-masing individu harus bisa mencapai prestasi maksimal untuk mencapai kemenangan, ini yang sering mengundang terjadinya cedera olahraga, namun dapat dihindari bila faktor-faktor penyebab serta peralatan olahraga tersebut diperhatikan.
            Dalam cedera macam-macan pula derajat cederanya mulai dari yang ringan sampai yang sangat berat, karena faktornya: jenis kelamin, derajat cedera, ukuran tubuh, anatomi, kesegaran aerobik, kekuatan otot, kekuatan, kelemahan ligamen, kontrol motorik pusat, kejiwaan, kemampuan mental merupakan faktor-faktor dalam kecenderungan cedera.
            Olahraga sebagai salah satu model karya yang diciptakan oleh manusia, merupakan sebagai aktifitas yang memiliki dimensi kompleks, keterkaitan antara kegiatan olahraga dengan keberadaan manusia adalah sesuatu yang tak dapat dipisahkan, Olahraga adalah gerak dan gerak yang merupakan kodrat manusia. Olahraga merupakan kegiatan manusia yang mengaktifkan fisik untuk menunjukan keterampilan yang sesual dengan kegiatan tersebut. Kegiatan berolahraga dapat dilakukan dengan berbagai macam cara mulai dari bangun tidur,berjalan,berlari,sampai dengan berkeringat,
            Permainan sepak raga ini ternyata memiliki nilai seni atau nilai estetika,karena begitu indahnya gerakan-gerakan seorang pemain pada waktu memainkan bola takraw itu, anda dapat membayangkan seorang pemain dengan berpakaian sarung yang mampu memainkan bola yang terbuat dari “ROTAN”,didalam sarungnya tanpa jatuh beberapa menit, sambil ia memperagakkan gerakan-gerakan yang cukup rumit,Bola sekali kali menempel di kepala ,terus dipantulkan beberapa saat,
            Untuk itu,dalam rangka mempopulerkan olahraga ini perlu adanya pembinaa prestasi, khususnya dalam peningkatan teknik dala bermain sepak takraw. Teknik yang dibutuhkan juga harus ditunjang dari beberapa unsur, salah satu unsur yang paling dominan yaitu unsur komponen fisik. Komponen fisik yang baik merupakan salah satu syarat utama yang harus dimiliki oleh setiap pemain,disamping teknik dan metal, Hal ini penting karena tanpa komponen fisik  yang memadai sulit untuk mengusai atau mengembangkan teknik dengan baik,tujuan utama sepak takraw adalah untuk mematikan bola didaerah lapangan dan berusaha agar bola tidak mati di bagian lapangan sendiri.
            Dalam permainan sepak takraw terdapat teknik-teknik bermain,teknik-teknik yang dimaksud yaitu teknik melakukan sepak mula,teknik menyepak bola,teknik melakukan smash. Namun penelitian ini, akan lebih fokus pada teknik mematikan bola didaerah lawan atau terkhusus pada teknik melakukan smash atau serangan, smash merupakan gerak kerja yang terpenting dan terakhir dalam gerak kerja serangan.

Baca Juga : Perkembangan Sepak Takraw di Indonesia

PEMIMPIN PERSATUAN SEPAK TAKRAW INDONESIA


Pemimpin Persatuan Sepak Takraw Indonesia

            Asnawi Rahman resmi menjadi ketua umum Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) periode 2017-2021. Asnawi terpilih melalui musyawarah mufakat pada Musyawarah Nasional PSTI IX 2017, Senin (27/2/2017).
            Asnawi yang sebelumnya menjabat sebagai sekjen akan menggantikan posisi Anjas Rivai yang masa baktinya telah berakhir. Munas PSTI menetapkan Asnawi sebagai ketua melalui mekanisme musyawarah karena hingga batas akhir pendaftaran bakal calon yang mendaftar hanya Asnawi.
            "Tata tertib musyawarah mengatur bahwa bakal calon dapat ditetapkan sebagai ketua umum PSTI tanpa melalui pemilihan jika calon ketua hanya satu orang," kata anggota tim penjaringan Junaidi Peserta musyawarah mengkritisi kriteria calon ketua yang mengharuskan berdomisili di DKI Jakarta sebagaimana ditetapkan oleh tim penjaringan.
            "Kalau cabang olahraga sepak takraw mau maju di masa yang akan datang maka harus membuka diri. Beri kesempatan figur yang mau mengabdi untuk sepak takraw," kata Wakil Ketua PSTI Sumatera Selatan Yakrus. Ketua PSTI terpilih Asnawi Rahman mengimbau pengurus provinsi se-Indonesia untuk mendedikasikan diri sepenuh hati membangun sepak takraw. "Semangat seorang ketua tidak berarti apa-apa tanpa dukungan pengurus. Mari kita bekerja sama untuk memajukan sepak takraw," kata Asnawi.
            Awalnya Sepak takraw dikenal dengan sepak raga, adalah permainan rakyat yang banyak diminati kaum lelaki  dibanyak tempat di nusantara ini antara lain, Sulawesi dikenal sebagai Ma’raga atau Ma’daga, Sementara di Sumatera di kenal sebagai ‘Rago’.
            Permainan Sepak raga ini, banyak di mainkan oleh putra bangsawan sehingga menjadi salah satu persyaratan sebagai putra terbaik mampu bermain ‘Regu’ dan menunggang kuda. Dan tempat sepak raga sebagai permainan hiburan, bagi pemuda pesantren, bermain sore sambil menunggu datangnya magrib, khusus di Sulawesi Ma’raga adalah symbol perkasa bagi putra Raja, Karena cakap memainkan bola dari rotan yang dianyam tersebut (Kisah Datu Museng & Maipadiapati ).
            Cara Bermain Sepak Raga bervariasi, Belum ada standar buku, Melainkan cirri khas daerah masing – masing. Persepaktakrawan Seluruh Indonesia (PERSERASI) Terbentuk pada tanggal 16 Maret 1971. Pada Awal berdirinya, Nama Persatuan Sepaktakraw Seluruh Indonesia yang di singkat dengan PERSERASI.
            Waktu itu hanya ada 4 pengurus Daerah (Pengda) sebagai Pilar pendukung yaitu : Sumatera utara, Sumatera barat, Riau dan Sulawesi Selatan dengan Ketua Umum Pertama Bapak Drs. H.M. Junus Akbar.
            PERSERASI diurus secara fungsional oleh departemen Pendidikan dan kebudayaan dalam hal ini oleh Dirokterat jenderal pendidikan luar sekolah, Pemuda dan Olah raga (Dikjend Diksupora). Mayor jenderal TNI(Purn)Supardi selaku Dirjen saat itu menghimbau jajaran Direktorat Jenderal di daerah daerah untuk menggali dab memasyarakatkan sepakraga. Sampai thun 1979, Sudah terbentuk 14 Pengda, sebagai syarat minimal untuk diterima menjadi anggota KONI.
            Sebagai anggota KONI, Maka pada PON XI/1981 sepaktakraw di pertandingkan untuk Pertama kalinya setelah cabang ini di pertandingkan di PON, di daerah daerah semakin terdorong untuk mengelola pertandingan ini. Sampai pada PON XI 1985, ada dua puluhan daerah yang mengikutinya. Demikian bergairahnya daerah, Maka pada bulan Oktober 1986, setahun sesudah PON XI, diadakan lagi kejuaraan Nasional sebagai seleksi pemain untuk sea games XIV/1987 di jakarta, di ikuti oleh 23 daerah. Pada waktu bersamaan dengan kejurnas 1986, dilangsungkan pula kongres tanggal 6-8 oktober 1986, bertepatan di gedung KONI Pusat,
            Acara Kongres antara lain menyusun AD/RT organisasi dan pemilihan Pengurus Baru.Setelah mengabdi selama 15 tahun, Sejak(tahun 1971)H.M.Junus Akbar menyerahkan tongkat estafetnya Kepada ketua Umum yang baru kepada Ir. Marjoeni Warga Negara. Salah satu keputusan Kongres ialah mengubah PERSERASI menjadi PERSETASI, SepakRaga di ubah menjadi Sepaktakraw. Marjoeni warga negara menjabat menjadi ketua Umum dua periode. pada munas ke IV /1996 beliau digantikan oleh Prof. Dr. Ir. H. Beddu Amang. MA
Pada periode Beddu Amang lengkap sudah PERSETASI di 27 Propinsi dangan 27 Pengda yaitu Propinsi Maluku sebagai pengurus daerah yang terakhir. Sebelumnya , Era Majoeni warga Negara, Bali, Timor Timur dan Nusa Tenggara Timur bergabung dalam jajaran persepaktakrawan Nasional.
            Sepak takraw mulai di terima dan dimainkan pada Asian Games Ke XI tahun 1990 di china Beijing dan terus di pertandingkan pada Asian games XII/1994 di Hiroshima Jepang  dan  pada tahun 1998. Di SEA GAMES mulai di pertandingkan sejak tahun 1977 dengan di ikutinya Indonesia dan filiphina. Sebelumnya sepaktakraw hanya di mainkan event 2 tahunan di antaranya Negara semenanjung dan indo china,  seperti Malaysia, Myanmar, Thailand dan laos yang di sebut SEA GAMES.
            Pada tahun 1965 di bentuk Assosiasi Sepaktakraw se Asia yang di sebuat ASTAF (Asian Sepaktakraw Federation ). ISTAF (International Sepaktakraw Federation) di dirikan pada tahun 1987.
            Pada general meeting ASTAF dan ISTAF. Tahun 1996 di Bangkok, Prof. DR, Ir H. Beddu Amang, MA. Di dudukan sebagai Debuty President ISTAF/ASTAF. Sebelumnya sejak tahun 1987 sampai 1996 Ir. H. Marjoeni  Warga Negara. Ketua Umum PB.PERSETASI saat itu menjabat sebagai Vice Chairman.
            Pada tahun 1987 itu, Bersamaan dengan pelaksanaan Sea games XIV/1987 di Jakarta, Marjoeni Warga Negara dalam satu pertemuan dengan wakil-wakil Negara peserta yang di hadiri oleh technical Delegate, Encik joesoef dari Malaysia, mengusulkan agar diadakannya pertandingan ini untuk putrid. Gagasan ini disambut baik dan mulai juni 1998 dilangsungkan The First Woman Sepaktakraw Championship : Cory Aquino Cup di Manila, dilanjutkan eksibisi di Word Cup Kuala Lumpur tahun 1990 dan word women di Frinencesa City, Filiphina Desember 1993.
            Lama berhenti sampai Indonesia mengadakan Anniversary Cup Pertama pada tahun1997 di Jakarta, Sepaktakraw wanita terus berkembang sampai akhirnya TAT (Takraw Association Of Thailand)menentukan sebagai salah satu nomor pada Thai King’s Cup ke XIII/1997 di Nakon Sawan Thailand.

Baca Juga : Induk Organisasi Sepak Takraw Asia Tenggara


SEPAK TAKRAW DI AKUI OLEH 3 NEGARA


Sepak Takraw Di Akui Oleh 3 Negara

            Sepak takraw menjadi salah satu cabang olahraga yang menyumbang mendali emas untuk Indonesia di Asian Games 2018. Meski sempat telat panas di pertengahan gim pertama, tim Indonesia tak mengulang kesalahan. Mereka segera bangkit dan mengubah keadaan.
            Di partai final nomor quadrant putra melawan Jepang Indonesia menang dengan skor 2-1 (15-21, 21-14 dan 21-16), Ranau Sport Hall, Palembang, Sabtu (1/9/2018). Mulanya, Jepang memang mampu menguasai keadaan dengan serangan-serangan yang mengejutkan tim merah putih. Keadaan ini berlangsung hingga masuk gim kedua, Indonesia masih tertinggal 2-5.
            Suasana stadion kembali memanas seperti halnya ketika melawan Malaysia awal pekan lalu. Penonton bersorak memberi semangat dan keadaan berbalik: Indonesia memimpin 7-6 hingga akhirnya gim kedua dimenangkan angka nilai 21-14. Performa timnas sepak takraw putra terus terjaga hingga gim ketiga, mereka berhasil memimpin 3-0 dan pertandingan ditutup dengan nilai 21-16. Saiful Rijal, dkk langsung melakukan perayaan dengan sujud syukur dan berpelukan satu sama lain.
            Sebelumnya, sepak takraw Indonesia juga sudah menyumbang medali perak tim putra di nomor regu melawan Malaysia. Juga mendapat medali perunggu pada nomor tim regu dan ganda putra, serta tim quadrant putri.

Antara Indonesia, Malaysia, dan Thailand
            Pada pertandingan sebelumnya, Indonesia kalah dari Malaysia, saingan bebuyutan timnas selain Thailand dan Myanmar. Pada perhelatan SEA Games tahun 2017 lalu di Kualalumpur, tim sepak takraw putri Indonesia bahkan mundur (WO) dari arena pertandingan saat menghadapi Malaysia pada set kedua. Alasannya, wasit asal Singapura, Muhammad Radi dianggap lebih membela tuan rumah. "Saya tidak merasa mengangkat kaki ketika tekong, tapi kenapa di-fault oleh wasit, bahkan sampai 8 kali," kata Lena, salah satu pemain andalan Timnas sepak takraw putri.
            Atlet sepak takraw putri, Asmaaul Husna (19) bercerita tentang pengalaman timnya menghadapi Malaysia saat ia mewakili Indonesia dalam King’s Cup World Sepaktakraw Championship. Perhelatan ini merupakan ajang tertinggi cabang olahraga sepak takraw yang diikuti oleh 36 negara dari seluruh dunia. Regu putri Indonesia saat itu memboyong medali perunggu. Mereka menang melawan tim Jepang 2-0, kemudian maju ke babak 8 besar berhadapan dengan Malaysia dan kembali menang dengan skor 2-0.
            “Di set 2, saya merasakan bahwa permainan saat melawan Malaysia biasa saja,” ujarnya terkekeh. Malah, ia mengaku lebih sulit ketika melawan tim Thailand karena para pemainnya terkenal dengan penguasaan teknik yang ciamik.
            Di berbagai pertandingan final takraw, ketimbang dengan Malaysia, Indonesia lebih sering berhadapan dengan Thailand. Sebut saja laga Asian Beach Game, Womens Team Regu, Indonesia mendapat perak, Sea Games 2011 Men's Regu, Men's Team, dan Women's Team mendapat perak. Lalu King's Cup Sepaktakraw World Championship, Women's Double Indonesia tetap mendapat perak, terakhir di Sea Games 2017 Team Regu Putra mendapat perak.
            Sementara itu, Indonesia pernah menang atas Myanmar saat bertemu di final Sea Games 2011 Men's Double. Lalu di double putra Sea Games 2013 dan Women's Quadrant Sea Games 2017 ganti Myanmar yang mendapatkan emas. Indonesia baru bertemu dengan Malaysia pada Final takraw Asian Games 2018 kemarin.

Namun, siapakah sebenarnya pemilik asli dari olahraga ini ?
            Jika melihat dari banyak sumber, ada banyak versi dengan pemahaman berbeda-beda, misalnya di Thailand olahraga ini sudah ada pada masa Raja Naresuan dari Ayutthaya. Permainana ini selanjutnya menjadi kebiasaan lokal yang dimainkan dan menjadi hiburan dari rakyat bisa tahun 1933.
            Lain halnya di Malaysia, olahraga ini diklaim sudah ada sejak abad ke-15 pada saat itu dimainkan di Malaka kota paling bersejarah di Malaysia. Namun, permainan telah mengalami perubahan yang signifikan pada pertengahan 1930-an, yang sebelumnya lebih terkenal dengan nama 'Sepak Raga'.
            Pada 1935, di Negara Bagian Malaysia Negeri Sembilan, selama perayaan Hari Ulang Tahun Raja George V, 'Sepak Raga' dimainkan di lapangan bulu tangkis di atas net dengan pemain di kedua sisi. Kedua aturan bulutangkis dan 'Sepak Raga' digabungkan untuk membentuk permainan baru yang sangat menarik. Karena permainan diperkenalkan selama perayaan Jubilee, itu dikenal sebagai 'Sepak Raga Jubilee'. Hingga akhirnya olahraga ini terus berkembang dan mulai bermain pada kompetisi resmi di Swim Club pada 16 Mei 1945 di daerah-daerah Penang.
            Sedangkan di Indonesia olahraga ini mendapat pandangan berbeda-beda misalnya di Riau dikenal dengan nama Rago Tinggi. Sedangkan di Bengkulu bernama cepak, di Jambi bernama sepak rago, sedangkan di Sulawesi Selatan bernama Marraga-Akraga. Ada pendapat bahwa sepak rago berasal dari daerah Sulawesi Selatan, tetapi hal ini diragukan karena pada saat yang bersamaan daerah-daerah di Sumatera Utara dan Sumatera Barat juga mengembangkan permainan ini.
            Namun karena perbedaan ini pada tahun 1960, perwakilan dari Malaysia, Singapura, Indonesia, Laos dan Thailand bertemu di Kuala Lumpur untuk membakukan aturan dan peraturan untuk permainan. Dan setelah perdebatan panjang dan panas, konsensus dicapai bahwa olahraga itu selanjutnya akan secara resmi disebut sepak takraw.
            Federasi Sepak Takraw Asia (ASTAF) kemudian menerjemahkan aturan ke dalam bahasa Inggris dan menetapkan panggung untuk kompetisi internasional pertama di Malaysia pada 1965.

Berebut Klaim Sejarah
            Sepak takraw merupakan salah satu olahraga yang hingga kini diperebutkan klaim sejarahnya oleh banyak negara, tak terkecuali Indonesia. Laman Asosiasi Sepak Takraw Kanada menyebutkan teks sejarah Melayu, Sejarah Melayu (The Malay Annals), menjadi bukti awal permainan terdapat di Malaka (Melaka), Malaysia, pada abad ke-15. Catatan sejarah itu menyebut sebuah nama, Raja Ahmad yang membunuh rivalnya ketika bermain sepak takraw.
            Pemerintahan Sultan Mansur Shah Ibni Almarhum Sulthan Muzaffar Shah saat itu (1459-1477) langsung memerintahkan pengusiran terhadap Ahmad karena pelanggaran yang dibuat. Namun, kemudian, ia justru naik tahta menjadi Sultan Pahang. Di Malaysia, olahraga ini mulanya dikenal sebagai sepak raga, sama seperti Singapura dan Brunei. Orang Filipina menyebutnya sipa, di Thailand takraw, di Myanmar ching loong, di Laos kator, dan di Indonesia rago. “Olahraga ini kemudian diyakini menyebar ke negara-negara lain selepas Perang Dunia II. Terutama di daerah mayoritas penduduk Melayu,” demikian tulis laman tersebut.
            Namun, ada juga yang meyakini sepak takraw terinspirasi dari permainan tradisional di Cina. Dalam permainan ini, pemain menendang kok ke udara, menjaganya agar tak terjatuh, dan menghitung poin dari jumlah tendangan yang didapat, menyerupai permainan sepak takraw sekarang. Pemain harus memiliki keterampilan menjaga bola di udara dengan tendangan kaki dan sundulan kepala.
            Hingga kini asal muasal sepak takraw masih terus didebatkan, terutama oleh Malaysia dan Thailand. Mereka merasa berhak atas kepemilikan sejarah olahraga ini karena kata “sepak” berasal dari Melayu yang berarti "tendang" sementara “takraw” berasal dari bahasa Thai yang berarti "bola". Namun Federasi Sepak Takraw Internasional lebih memilih menyebut sejarah sepak takraw berasal dari Asia Tenggara.

Baca Juga : Hasil Sepak Takraw Asian Games 2018: Indonesia Gagal Raih Emas

Friday, April 24, 2020

SEPAK TAKRAW PUTRI INDONESIA MUNDUR


Sepak Takraw Putri Indonesia Mundur


            Tim sepak takraw putri Indonesia menegaskan bahwa mereka tak memiliki penyesalan usai melakukan walkout lawan Malaysia. Keputusan itu mereka ambil demi menjaga harga diri bangsa. Tim Indonesia merasa dirugikan oleh beberapa keputusan wasit Muhammad Radi dalam laga yang berlangsung di Stadium Tasik Titiwangsa, Kuala Lumpur, Minggu (20/8).
Sekjen Pengurus Besar Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PB PSTI) Tri Gunawan Hadi mengatakan, seharusnya, Senin (21/8) pagi, Indonesia akan kembali bertanding melawan Filipina di lanjutan babak round robin sepak takraw regu putri. Namun, aksi walkout yang diambil membuat Indonesia sudah tidak boleh lagi bertanding.
            Hal itu juga membuat peluang sepak takraw putri menyumbangkan medali perak SEA Games 2017 kandas. Tri menyebut, dalam sejarahnya tim putri Malaysia tidak pernah bisa mengalahkan Indonesia di pertandingan sepak takraw. "Sejak awal set pertama, skor masih 0-0 saja sudah di-fault sama wasit. Set pertama akhirnya kalah 20-22. Sepertinya memang ada indikasi untuk menjatuhkan mental kita," ucap Tri."Set kedua, kita unggul jauh 12-5, tapi berkali-kali kita dapat fault saat melakukan servis. Sampai terakhir posisi 16-9 kena fault, jadi poin akhir 16-10 dan pelatih masuk ke dalam lapangan untuk menyatakan bahwa kami berhenti bermain," katanya melanjutkan.

            Tri menambahkan, ia dan tim pelatih tidak ingin memaksakan para pemainnya untuk main di pertandingan yang sudah tidak sehat lagi. Sebab, jika dipaksakan kemungkinan untuk dicurangi tambah besar. "Pak Menpora melihat sendiri dan beliau menghargai keputusan pelatih. Kemudian dia menenangkan pemain. Semua pemain nangis, moral dan mental pemain jatuh," ujarnya.
            "Kepala pelatih, Arsy Syam bilang, kita ini Indonesia. Ini menyangkut harga diri bangsa," ucapnya menirukan Arsy Syam. Setelah ini, manajer timnas juga pelatih akan mempelajar tehnical handbook yang diberikan pihak Malaysia untuk bisa disampaikan ke Federasi Asia Sepak Takraw (ASTAF). Saat ini, panitia pertandingan sepak takraw SEA Games 2017 sydag melaporkan kejadian itu ke ASTAF.
            Asisten pelatih Timnas sepak takraw putri Indonesia, Abdul Gani, mengaku sudah melihat ada indikasi wasit menguntungkan tim Malaysia sejak set pertama. Tim pelatih memutuskan untuk walk out karena merasa kasihan dengan pemain. Pada pertandingan yang berlangsung di Titiwangsa Indoor Stadium, Kuala Lumpur, Minggu (20/8/2017), Timnas sepak takraw putri Indonesia memilih WO pada set kedua saat unggul 16-10 atas Malaysia. Mereka menganggap wasit beberapa kali mengeluarkan keputusan kontroversial.
            "Ketika kami melakukan servis pertama, kami dianggap melakukan kesalahan. Sementara Malaysia meski salah tidak dianulir. Baru mau main, sudah dianggap salah, gimana anak-anak mau bermain. Kasihan mereka," ungkap asisten pelatih timnas, Abdul Gani, kepada wartawan setelah pertandingan.
            Abdul Gani mengklaim pertandingan sudah diatur agar wasit memberikan keuntungan kepada tuan rumah. "Ini sudah diatur, sudah tidak beres pertandingan ini. Waktu," tutur Abdul Gani. "Wasit sudah terlalu sering (membuat keputusan kontroversial). Set pertama sudah ada indikasi. Ada permainan. Kami tim pelatih sudah tahu," tambahnya.
            Dengan hasil ini, Malaysia mengoleksi dua kemenangan setelah sebelumnya menang 2-0 atas Filipina. Sementara nasib tim sepak takraw putri Indonesia belum diketahui. "Kami belum memutuskan langkah berikutnya, masih melihat perkembangan," katanya.

Baca Juga : Merasa Dirugikan Wasit, Tim Sepak Takraw Putri Walk Out

POLA LATIHAN SEPAK TAKRAW


Pola Latihan Sepak Takraw NTT

            Atlet sepak takraw NTT melakukan persiapan intensif agar mendulang medali pada PON XIX/2016 di Bandung, Jawa Barat. Namun atlet takraw melakukan latihan dalam keterbatasan sarana dan fasilitas pendukung.
            Pelatih takraw NTT, Drs. Edu Penuweo, membenarkan hal ini saat ditemui Pos Kupang dalam sesi melatih atlet sepak takraw putri di kompleks olahraga GOR Oepoi, Kupang, Jumat (1/4/2016).
            "Atlet takraw NTT sudah melakukan latihan intensif sejak Januari 2016. Dua bulan pertama, Januari dan Februari atlet takraw NTT melakukan persiapan umum sesuai jadwal program yang sudah disiapkan pelatih. Masuk bulan Maret dan April, atlet sepak takraw NTT mulai melakukan persiapan khusus.
            Dua bulan berikutnya Mei dan Juni 2016 masuk sesi pra kompetisi. Pada sesi ini atlet takraw putri NTT akan melakukan sparing partner atau ujicoba. Lalu bulan Juli-September 2016 adalah masa kompetisi. Setelah itu masuk masa transisi," jelas Edu.
            Dalam persiapan umum, jelas Edu, atlet melatih daya tahan, kekuatan, kecepatan, kesimbangan dan kelenturan. Atlet juga diberi latihan teknik dengan frekwensi porsi latihan yang padat, yakni teknik sepak sila, sepak punggung dan heading bola. Selain itu, atlet terus berlatih teknik tekong, toser, smes dan blok yang adalah teknik lanjutan
            "Atlet takraw putri latihan pagi dan sore hari, enam kali latihan seminggu. Saat masuk persiapan khusus atlet, selain latihan fisik dan teknik, juga latihan kelincahan. Hal ini karena dalam olahraga sepak takraw harus bergerak ke delapan arah. Dan unsur gerakan takraw ada tiga macam, misalnya gerak ledak. Ini lebih pada teknik kecabangan takraw," kata Edu.
            Saat masuk sesi persiapan khusus, lanjut Edu, latihan 60 persen fisik, 30 persen teknik dan 10 persen mental. Saat masuk program kompetisi, maka latihan teknik dinaikkan porsinya menjadi 60 persen. Latihan fisik 30 persen dan mental 10 persen.
            Tentang rencana uji coba, Edu mengatakan, sesuai program, sepak takraw NTT ingin melakukan uji coba ke Jakarta. Sesi uji coba akan dibuatkan game atau permainan. Hasil uji coba, pelatih dan pengurus akan mengevaluasi perkembangan atlet selama program pelatihan.
            "Kami akan evaluasi performance atlet saat uji coba, baik kemampuan teknik maupun fisik saat pertandingan ujicoba. Juga akan diperbanyak game. Evaluasi terhadap atlet dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana hasil selama atlet mengikuti program latihan di pelatda. Apakah ada kemajuan signifikan. Nanti semuanya akan terlihat kemajuan yang dicapai atlet," ujarnya
            Tentang lokasi latihan yang tidak memadahi, Edu membenarkannya bahwa atlet takraw NTT saat ini latihan di lokasi latihan yang kurang layak. "Kami sejak Januari hingga saat ini latihan di sisi (saping bagian depan) GOR Oepoi menggunakan area ruas jalan aspal. Mestinya tempat latihan olahraga takraw in door, bukan out door. Karena pertandingan nanti di lapangan in door. Apalagi anak-anak latihan di aspal pada ruas jalan depan kompleks GOR Oepoi. Jika jatuh, atlet akan terluka," papar Edu.
            Edu menjelaskan, sudah bersurat kepada KONI NTT untuk memanfaatkan ruang aula serbaguna seminggu dua kali latihan. Tentang teknik latihan, Edu mengatakan, model smes dalam olahraga takraw ada empat. Setiap kali latihn atlet yang bertugas menyemes wajib melakukan latihan smes 300 kali setiap hari. "Kami masih sangat minim jumlah bola takraw. Minimal butuh 50 bola untuk latihan. Saat ini ada 10 bola takraw," katanya.
            Minimnya jumlah bola, demikian Edu, berpengaruh saat latihan. Sebab, ketika bola ke luar lapangan, bola itu diambil kembali untuk dipakai lagi. Jika jumlah bola banyak, latihan atlet tidak akan terganggu. "Kami hanya memiliki satu pancing pad. Ini juga masih kurang. Idealnya harus ada lima pancing pad," papar Edu.

 Baca Juga : Atlet Sepak Takraw NTT Roslina Dida Berprestasi Tingkat Asia


MENU MAKANAN ATLET SEPAK TAKRAW


Menu Makanan Atlet Sepak Takraw di Palembang yang Menggiurkan
            Aroma masakan menyengat ketika jam makan siang tiba di Ruang Makan Utama Kampung Atlet Asian Games 2018 di Jakabaring Sport City (JSC). Para atlet pun tampak lahap menyantap sebagian besar menu yang disajikan.
            Di ruangan seluas 50x60 meter tersebut, para atlet berkumpul ketika waktu makan datang setiap pagi, siang, dan malam. Venue Cluster JSC Aminuddin mengatakan konstruksi ruang makan utama tersebut menggunakan frame baja dan atap membran. "Tanpa tiang tengah dengan kapasitas 2.500 orang sekali makan dan dibangun sejak 2011," kata Aminuddin kepada CNNIndonesia.com, Senin (27/8).
            Ada sekitar 16 stan makanan yang tersedia di sana. Semuanya dijamin sehat untuk para atlet dan ofisial Asian Games 2018. Sebanyak 16 stan tersebut antara lain salad, menu masakan Asia Selatan, Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Barat, Timur Tengah, Asia Tengah, hingga menu lokal Indonesia.
            Menariknya semua menu makanan di sana lengkap dengan daftar kandungan gizi. Misalnya, ikan panggang mentega per 100 gram disebut memiliki energi sebesar 179 kalori, protein 18,79 gram, lemak 11,3 gram, lemak jenuh 6,1 gram, karbohidrat 0,2 gram, serat 0,1 gram, dan sodium 451 miligram.
            Meski demikian sebagian para atlet tampaknya tidak begitu memperhatikan kandungan gizi setiap makanan saat mereka hendak makan. Mereka memilih makanan sesuai selera masing-masing. Setelah selesai makan, para atlet maupun ofisial diwajibkan untuk membereskan perlengkapan makan sendiri agar meja kembali bersih. Di sana tersedia empat jenis tempat sampah yakni sampah yang tidak dapat didaur ulang, bisa di daur ulang, sisa makanan, dan cairan.
            Makanan untuk para atlet sangat berbeda dan jauh lebih mewah dari yang disediakan Komite Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) untuk para media. Makanan untuk para media di Palembang berupa prasmanan dengan tiga jenis lauk dan kerupuk, tanpa salad, dan hidangan penutup.
Kelas Hotel Bintang Empat
            Makanan di Kampung Atlet diakui sebagian atlet sama seperti hotel berbintang. Atlet skateboard Indonesia Pevi Permana Putra memuji menu makanan beragam yang ada di Kampung Atlet. "Banyak makanan dari berbagai macam negara, bersih, dan puas untuk dining hall-nya. Saya paling suka makan kambing yang ada di [stan] Asia Tengah, itu enak sekali. Saya suka makan kambing dan nasi kebuli," ucap atlet 30 tahun tersebut.
            Pevi mengaku tidak selalu makan di Kampung Atlet karena tidak kebagian kamar di sana. Ia dan tim terpaksa harus menyewa hotel bintang 4, The Zuri, yang letaknya 7,2 kilometer dari JSC. "Saya kebetulan mengalah untuk wisma, jadi saya tinggal di hotel The Zuri karena Kampung Atlet penuh. Makan siang di sini [Kampung Atlet], makan pagi di hotel," ujar pria asal Bandung itu. "Makan malam kadang di sini, kadang di hotel. Sama-sama enak," ujarnya menambahkan.
Atlet Pakistan Suka Makanan Indonesia
            Tak hanya atlet Indonesia yang penasaran dengan makanan dari negara lain, tapi juga sebaliknya. Atlet sepak takraw asal Pakistan, Sarfaraz Rehman, merupakan satu dari ratusan atlet yang doyan makanan Indonesia.
Di Kampung Atlet JSC pada Senin (27/8), tersedia empat jenis makanan di stan Indonesia yakni sayur nangka, opor kering ayam kuning, telur pindang, dan siomai. Di sebelahnya ada toples yang berisikan kerupuk udang. "Saya coba sedikit juga masakan Indonesia dan rasanya cukup enak. Saya coba ayam [kuning]," tutur Rehman.
            Selain suka makan ayam racikan bumbu khas Indonesia, Rehman juga suka makan masakan di stan Asia Tenggara, salad dan hidangan penutup. Dan ternyata dia tak hanya suka makanan Indonesia, tapi juga gemar berinteraksi dengan orang-orang Indonesia. Meski kalah dari Indonesia di arena tanding sepak takraw, Rehman tetap memiliki kesan yang baik terhadap orang lokal terutama yang berada di Palembang.
            "Indonesia negara yang sangat bagus, sepak bolanya juga bagus dan itu baik untuk masyarakatnya. Ini pertama kalinya saya ke Indonesia, dan saya merasa sangat diterima di sini. Begitu juga dengan tim saya, banyak yang tidak sungkan untuk meminta foto bersama kami," tuturnya kembali.
            Rehman tinggal di lantai dua Gedung A dalam Kampung Atlet. Ia menerangkan kamarnya cukup baik untuk ditempati, meskipun terkadang mesin pendingin ruangan agak bermasalah. "Tapi tetap saja tempat tinggal atlet di sini adalah yang terbaik sepanjang karier saya. WiFi tidak bekerja di kamar saya, tapi ada ruangan di luar kamar yang WiFi-nya cukup kencang," ujar Rehman.
            "Saya tidak memiliki masukan apapun untuk panitia, karena saya pikir di sini semuanya baik dan kooperatif. Mungkin hanya persoalan keamanan saja yang saya pikir terlalu ketat, tapi itu baik untuk kami. Namun soal pelayanan, semua bagus," ujar Rehman

Baca Juga : Atlet Jepang Bingung Belanjakan Uang di Asian Games

KISAH PEMAIN SEPAK TAKRAW INDONESIA


Kisah Pemain Sepak Takraw Indonesia di Asian Games
            Tim sepak takraw Indonesia asal Gorontalo ini sudah menyumbangkan dua perunggu, masing-masing untuk nomer team dan double event. Sore ini mereka akan berlaga lagi di semifinal nomor beregu. Tak ada kata istirahat, apalagi menyerah. Mereka terus fokus untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Tim sepak takraw Indonesia yang bersinar asal Gorontalo ini adalah Hendra Pago (27), Rizki Pago (27), Abdul Halim Rajiu (27), Herson Mohamad (27), dan Rezky Jaina (25). Hendra dan Rizki adalah sepupu. Kelimanya digembleng habis-habisan oleh Pelatih Asry Syam, yang sehari-hari adalah pengajar di Universitas Negeri Gorontalo.
            Meski sudah memberikan banyak kemenangan bagi Provinsi Gorontalo di banyak kejuaraan, termasuk 2 medali emas di PON 2016 dan 1 emas di 2012 lalu, bukan berarti mereka ini mendapat perhatian dari pemerintah dan induk organisasi olahraga, Komite Olahraga Nasional Indonesia ( KONI). “Belum pernah ada yang melihat kami, baik KONI maupun Pemerintah Provinsi Gorontalo,” kata Asry Syam (42), Sang pelatih, Senin (27/8/2018). Asry Syam bicara blak-blakan bukan berarti ingin mencari perhatian dari pemerintah atau KONI, tetapi prestasi para pemain sepak takraw yang telah mengharumkan nama daerah bahkan negara ini harus diperhatikan.
            Mereka adalah anak bangsa yang tidak kenal menyerah untuk mempersembahkan prestasi dan melambungkan nama baik bangsa Indonesia. Prestasi yang diukir pemain sepak takraw asal Gorontalo ini dilalui dengan perjuangan yang panjang. Menu latihan tak pernah surut meskipun pada saat bulan Ramadhan sekalipun. “Biarpun puasa, kami tetap latihan tiga kali sehari. Kedisiplinan harus terus dijaga,” ujar Asry Syam. Porsi latihan yang harus dijalani adalah jogging saat shubuh, pukul 09.00-12.00 Wita dan 16.00 hingga selesai. Para pemain takraw yang kuat berpuasa disilakan melanjutkan, tetapi ada juga yang tidak kuat berpuasa dan terpaksa membatalkan sebelum azan magrib. “ Latihan keras tak kenal menyerah, ini menu wajib setiap hari,” kata Rizki Pago. Jangan dibayangkan mereka memiliki tempat latihan yang layak meskipun medali emas sering diraih.
            Mereka sama sekali tidak memiliki tempat latihan! Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah meminjam lapangan milik Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Gorontalo. Bagi Asry Syam, sarana fisik memang diperlukan, tetapi jika mereka belum memilikinya, yang harus disiapkan adalah mental yang kuat para pemainnya. Baginya, keterbatasan dapat diatasi dengan solusi yang tepat dan keinginan yang kuat dari pemain. “Bagi kami SDM adalah yang utama, kami ubah mainset berpikir para pemain. Mereka harus mampu bertanding  di Asian Games ini dengan apa pun yang dimilikinya, latihan dan disiplin yang serius,” kata Asry Syam yang melatih timnas sejak 2005 lalu. Meskipun latihan sudah dijadwalkan dan dijalani, tidak jarang ada hal lain yang mengalangi di luar perkiraan pemain dan pelatih. Seperti rusaknya bola takraw yang mereka gunakan. “Kami terpaksa menjahit sendiri bola yang rusak, termasuk mendaur ulang bola takraw yang sudah tidakdigunakan lagi. Semuanya dalam keterbatasan,” kata Asry Syam. Menyiapkan para pemain takraw asal Gorontalo ini tidak mudah. Perjalanan panjang dimulai saat para pemain ini masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan  sekolah menengah pertama (SMP).
            Mereka direkrut untuk disiapkan menjadi pemain takraw yang handal pada masanya. Jalan panjang dilalui para pemain ini. Mereka harus disiplin dalama latihan, tidak boleh menyia-nyiakan waktu. Sepanjang tahun mereka mengunyah menu latihan yang sama, namun semakin berat porsinya dari tahun ke tahun. Saat menjelang pertandingan, mereka latihan seperti biasanya. Berbeda dengan daerah lain yang memanggil pemain untuk mengikuti pemusatan latihan (training center), para pemain takraw Gorontalo tidak ada istilah ini. Mereka tetap saja latihan seperti biasanya di sela menjalakan aktivitas kesehariannya. Kunci sukses melatih pemain takraw asal Gorontalo dibeber Asry Syam, ia menyebut faktor psikologi berperan penting dalam meraih prestasi.
            Menurutnya, orang Gorontalo memiliki karakter pemberani, ini dipengaruhi faktor lingkungan, daratan daerah ini terbentuk oleh karang dasar samudera yang kokoh, tidak ada lapisan tanah yang subur, ini membentuk karakter manusia yang tidak mudah menyerah dan pemberani. Sifat pemberani para atlet takraw ini kemudian ditata dalam permainan takraw yang keras dan penuh kejutan. “Tugas kami menata jiwa para pemain sambil menata teknik. Yang terpenting adalah bagaimana para pemai melawan diri mereka sendiri untuk menyajikan permainan bagus dan teknik yang diajarkan keluar semua,” ujar Asry Syam. Ajang Asian Games tahun ini menjadi pembuktian para pemain takraw asal Gorontalo. Dua perunggu  sudah ditangan, sore ini mereka menghadapi tim Korea untuk nomor beregu di semifinal. Asry Syam dan juga pemain lainnya, usai laga di Asian Games ini bermimpi untuk memiliki lapangan sepak takraw yang dapat dikelola. Harapan mereka adalah juga harapan masyarakat Gorontalo meskipun Pemerintah Provinsi dan KONI Gorontalo tidak pernah melihat mereka latihan selama ini.

Baca Juga : Remaja Gorontalo Utara Ini Terinspirasi Atlet Nasional Sepak Takraw